Upacara Nujuh Bulan
Upacara Nujuh Bulan biasanya hanya digelar ketika mengandung anak pertama dan usia kandungannya memasuki bulan ketujuh. Maksud diselenggarakannya tradisi ini bagi keluarga yang memiliki adalah sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya agar si ibu dan jabang bayi yang dikandungnya bisa sehat serta proses persalinannya mudah serta sang anak kelak menjadi anak yang patuh kepada orangtuanya apabila ia dewasa.Tanggal pelaksanaan upacara nujuh Bulan biasanya dipilih antara tanggal 7 atau 17. Kenapa dipilih antara kedua tanggal tersebut sebab bila upacara dilaksanakan pada tanggal 27, kandungan dianggap sudah memasuki bulan ke delapan. Upacara nujuh bulan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah acara slamatan dan tahlilan diselingi dengan membaca surat Yusuf di dalam sebuah ruangan. Tahap kedua adalah memandikan orang yang dihajati atau yang sedang hamil dengan air kembang di kamar mandi. Tahap ketiga adalah ngirag di kamar tidur. Ngirag di daerah lain juga disebut gedog. Dapat pula dilakukan sebaliknya, mulai dari ngirag dan seterusnya. Setelah itu acara dilanjutkan dengan makan siang dan pembagian rujak untuk tamu yang hadir. Sesajen juga dibuat untuk memanggil roh nenek moyang agar dapat menjaga bayi yang dalam kandungan dari segala gangguan makhluk halus. Sesajen ini ditempatkan dalam sebuah bakul yang ditutup kain putih, berisi antara lain beras tiga liter, sebutir kelapa, garam dan bumbu dapur. Kemenyan dan perasapannya juga menjadi bagian dalam sesajen ini, sebab asap kemenyan dipercaya sebagai medium yang menghubungkan alam semesta dan memanggil roh nenek moyang.
Dalam kepercayaan masyarakat Betawi, ada beberapa keharusan dan pantangan yang senantiasa harus diingat dalam memelihara kehamilan. Perempuan hamil harus senantiasa berzikir dan sesering mungkin membaca Al-Quran khususnya surat Yusuf. Sedangkan pantangannya antara lain jangan membunuh binatang, jangan menghina fisik orang lain, dan jangan membiacarakan keburukan orang lainnya. Ia juga dilarang makan daging ayam yang kena sakit sampar, ikan yang berenangnya miring, daging babi, pisang ambon, nanas, nangka, isi perut binatang ternak, daging hewan lainnya yang berkualitas rendah karena hal ini bila dilanggar akan membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan janin bila terlahir kelak.